Judul : Looking For Alaska ‘Mencari Alaska’
Penulis : John
Green
Penerbit : PT
Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2014
Tebal : 288
hlm
Sinopsis:
Sebelum. Miles "Pudge" Halter sangat suka
kata-kata terakhir yang terkenal––dan bosan dengan kehidupannya yang biasa
saja. Ia masuk sekolah berasrama Culver Creek untuk mencari apa yang disebut
penyair Francois Rabelais sebagai "Kemungkinan Besar". Hidupnya
jungkir balik di sekolah itu, yang kadang gila, tidak stabil, tak pernah
membosankan. Sebab di sana ada Alaska Young, yang menawan, pintar, lucu, seksi,
kacau, dan sangat memikat. Alaska menarik Pudge memasuki dunianya,
melontarkannya ke dalam "Kemungkinan Besar", dan mencuri hatinya.
Sesudah. Segalanya tak pernah sama lagi.
~~~~~
(Looking for Alaska first edition cover)
Author : John
Green
Cover artist :
Nolan Gadient
Country :
United States
Language :
English
Genre : Young
adult novel
Publisher :
Dutton Juvenile
Publication date
: 2005
Media type :
Print (hardback & paperback)
Pages : 223
~~~~~
Plot
Miles Halter, terobsesi dengan kata-kata terakhir,
meninggalkan Florida untuk menghadiri Culver Creek Preparatory High School di
Alabama untuk tahun pertamanya, dengan mengutip kata-kata terakhir François
Rabelais : "Saya pergi untuk mencari yang hebat mungkin". Teman
sekamar Miles yang baru, Chip "Kolonel" Martin, dengan ironisnya
menjuluk Miles "Pudge" dan memperkenalkan Pudge kepada
teman-temannya: pembawa acara hip-hop Takumi Hikohito dan Alaska Young, seorang
gadis cantik namun tidak stabil secara emosional. Belajar tentang obsesi Pudge
dengan kata-kata terakhir yang terkenal, Alaska memberi tahu dia tentang Simón
BolÃvar : "Sialan, bagaimana saya bisa keluar dari labirin ini!"
Keduanya membuat kesepakatan bahwa jika Pudge mengetahui apa itu labirinnya,
Alaska akan menemukannya sebagai pacar. Alaska mengumpulkan Genre dengan teman
sekelas Rumania, Lara. Sayangnya, Pudge dan Lara mengalami tanggal yang
mengerikan, berakhir dengan gemuruh yang berdarah keras pada Lara. Alaska dan
Pudge semakin dekat dan dia mulai jatuh cinta padanya, meskipun dia berkeras
mempertahankan hubungan mereka dengan platonis karena dia punya pacar yang dia
cintai yang dia cintai.
Pada malam pertamanya di Culver Creek, Pudge diculik
dan dilemparkan ke sebuah danau oleh "Warrior Weekday," teman sekolah
kaya yang menyalahkan Kolonel dan teman-temannya karena pengusiran teman
mereka, Paul. Ada banyak ketegangan antara teman-teman Pudge dan Hari Kiamat
karena pengusiran Paul. Takumi mengklaim bahwa mereka tidak bersalah karena teman
mereka Marya juga diusir saat kejadian. Namun, Alaska kemudian mengakui bahwa
dia memberi tahu Marya dan Paul kepada dekan tersebut, Mr. Starnes, untuk
menyelamatkan dirinya dari hukuman.
Geng tersebut merayakan serangkaian pranks dengan
minum dan berpesta, dan seorang Alaska yang mabuk menceritakan tentang kematian
ibunya dari sebuah aneurisma saat dia berusia delapan tahun. Meski saat itu dia
tidak mengerti, dia merasa bersalah karena tidak menelepon 911. Tokoh Pudge
mengatakan bahwa kematian ibunya membuat Alaska impulsif dan ruam. Dia
menyimpulkan bahwa labirin itu adalah penderitaan seseorang dan bahwa manusia
harus berusaha untuk menemukan jalan keluarnya. Setelah itu, Pudge semakin
dekat dengan Lara, dan mereka mulai berkencan. Seminggu kemudian, setelah
'perayaan' yang lain, orang mabuk Alaska dan Pudge menghabiskan malam bersama.
Di tengah malam, Alaska menerima telepon yang
menyebabkannya mengalami histeris, bersikeras bahwa dia harus pergi. Pudge dan
Kolonel mengalihkan perhatian Mr. Starnes dan Alaska pergi saat mabuk, menabrak
mobilnya, dan langsung mati. Kolonel dan Pudge hancur dan menyalahkan diri
mereka sendiri, tapi mengetahui bahwa Alaska mungkin telah sengaja jatuh untuk
bunuh diri. Mereka menemukan bahwa Alaska sedang berkendara ke makam ibunya
karena dia sudah lupa ulang tahun ibunya. Kolonel berkeras untuk menanyai Jake,
pacarnya, tapi Pudge menolak, karena takut mengetahui bahwa Alaska tidak pernah
mencintainya. Mereka berdebat dan Kolonel menuduh Pudge hanya mencintai Alaska
yang diidealkan yang dibentuk oleh Pudge di kepalanya. Pudge menyadari
kebenaran ini dan berdamai dengan Kolonel.
Sebagai cara untuk merayakan kehidupan Alaska, Pudge,
Kolonel, Takumi, dan Lara bergabung dengan Warday Minggu untuk menyewa seorang
penari telanjang laki-laki untuk berbicara di Hari Pembicara Culver. Seluruh
sekolah menganggapnya lucu; Mr Starnes bahkan mengakui betapa pintarnya itu.
Pudge menemukan salinan The General of the Labyrinth di Alaska dengan kutipan
labirin menggarisbawahi dan memperhatikan kata-kata "lurus dan cepat"
yang ditulis di pinggiran. Dia ingat Alaska meninggal pada pagi hari setelah
ulang tahun kematian ibunya dan menyimpulkan bahwa Alaska merasa bersalah
karena tidak mengunjungi makam ibunya. Dengan tergesa-gesa, dia mungkin mencoba
mencapai pemakaman atau mungkin telah bunuh diri karena rasa bersalah. Pada
hari terakhir sekolah, Takumi mengaku dalam catatan bahwa dia adalah orang
terakhir yang melihat Alaska, dan dia membiarkannya pergi juga. Pudge menyadari
bahwa membiarkannya pergi tidak masalah lagi. Dia mengampuni Alaska karena
sekarat, karena dia tahu Alaska akan memaafkannya karena membiarkannya pergi.
~~~~~
Looking for Alaska menceritakan seorang anak bernama
Miles Halter yang—pada awalnya—memiliki kehidupan sosial yang terlampau
biasa-biasa saja alias amat-sangat membosankan. Suatu hari, ia memutuskan untuk
pindah ke sekolah berasrama Culver Creek , yang dulunya adalah sekolah khusus
anak cowok tapi sekarang sudah menjadi sekolah asrama anak cowok dan cewek.
Alasannya untuk pindah adalah 1. ) Kehidupannya di Florida—di sekolahnya yang
sekarang, luar biasa membosankan; 2. ) Dia ingin mencari apa yang disebut oleh
penyair Francois Rebelais ‘Kemungkinan Besar’ dalam kata-kata terakhir sang
penyair.
“Sebelum
datang ke sini, untuk waktu yang lama saya berpikir bahwa cara keluar dari
labirin adalah dengan berpura-pura labirin itu tidak ada, membangun dunia kecil
yang mandiri di sudut belakang jaringan simpang-siur itu dan berpura-pura bahwa
saya tidak tersesat melainkan berada di rumah. Tapi itu hanya membawa saya pada
kehidupan yang sepi, hanya ditemani kata-kata terakhir orang-orang yang sudah
mati, jadi saya datang ke sini untuk mencari Kemungkinan Besar, mencari
teman-teman sungguhan dan kehidupan yang lebih berarti.”
–Looking For
Alaska, hlm. 275
Miles Halter seperti remaja pada umumnya, tanpa
kenakalan, dengan perangai yang sedikit tertutup. Dad memang telah
memperingati mengenai larangan merokok dan minum minuman keras, tapi
kepindahan Miles di kamar barunya, mengantarnya pada pertemuan dengan seorang
Chip Martin, yang serta-merta memanggilnya dengan julukan “Pudge—lemak tubuh”.
Chip adalah seorang Kolonel dari sebuah grup. Dan di grup itulah Pudge bertemu
dengan Alaska Young, yang menawan, seksi, pintar, lucu, sangat memikat, sangat
kacau, sangat menikmati rokok, minuman keras, dan seks.
Bertemu dengan Alaska seolah membuat kehidupan seorang
Pudge jungkir balik. Semuanya tak lagi sama. Tidak dengan sebuah paradigma
mencetak skor terbaik pada ujian-ujian sekolah dan tidak memikirkan mengenai aturan-aturan
yang tidak boleh dilanggar di Culver Creek. Alaska berhasil menarik Pudge masuk
ke dalam dunianya yang semrawut, bebas, liar, dan penuh euforia.
Hingga suatu ketika, sebuah insiden besar dan
tiba-tiba (Alaska Young tewas dalam kecelakaan mobil) Semua orang syok, bahkan orang-orang yang tidak kenal Alaska. Membuat mereka menjadi
bertanya-tanya, sesungguhnya seberapa jauhkah mereka telah mengenal satu sama
lain?
Mungkin Alaska Young tidak seceriwis itu. Mungkin juga
tidak seceria yang terlihat. Lantas, mengapa ia memilih jalan yang pelik untuk
menuntaskan hal yang seharusnya belum tuntas?
Butuh beberapa waktu bagi Kolonel dan Pudge memulihkan
diri dari kenyataan bahwa Alaska sudah meninggal. Lalu, mereka mulai melakukan
penyelidikan. Seperti, kenapa Alaska bisa meninggal? Kenapa Alaska mendatangi
mereka pagi itu dengan menangis dan memohon-mohon?
“Looking for Alaska” dibagi menjadi dua bab, “sebelum”
dan “sesudah”. Dan rangkaian plot yang biasa itu memang terletak di awal, di
bab “sebelum”. Hingga di pertengahan di subbab “Hari Terakhir” terjadi sebuah
ledakan masif pada plotnya. Dan sesuai dengan blurb di sampul belakang:
Sesudah. Segalanya tak pernah sama lagi.
“Looking For Alaska” membuat saya tertarik melihat
sebuah “efek samping” dari kepergian Alaska Young di tengah-tengah grup. Dan
peran Pudge pun tak lagi sebagai pemain tunggal, karena bukan hanya Pudge, Chip
“Kolonel” Martin, Takumi, dan Laras sekalipun menjadi ikut terlibat dalam
pertanyaan Alaska.
“Bagaimana
caraku keluar dari labirin ini?”
–Looking For
Alaska, hlm. 28
Sebuah pertanyaan yang akhirnya menceburkan pembaca ke
dalam sebuah kolam yang sesungguhnya. “Looking For Alaska” sesungguhnya tak
senaif itu, tidak juga seceria, seperti apa yang digambarkan pada bab
“sebelum”, tapi dengan adanya bab “sesudah”, memerlukan lebih
banyak waktu untuk mencerna, apa yang sesungguhnya ingin disampaikan John Green
lewat novelnya. Dan pada akhir ceritanya, lagi-lagi cerita ini ditutup dengan
plot yang memang sedikit menggantung tentang bagaimana cara Pudge keluar dari
labirin.
Jadi saya
tahu Alaska memaafkan saya, seperti halnya saya memaafkan dia. Kata-kata
terakhir Thomas Edison adalah, ”Indah sekali di sana.” Saya tidak tahu di mana
di sana itu, tapi saya tahu “di sana” berada di suatu tempat, dan saya harap
tempat itu indah.
–Looking For
Alaska, hlm. 278
Dalam novel looking for alaska John Green menceritakan tentang kisah para remaja, persahabatan, kisah cinta dan kenakalan - kenakalan remaja yang membuat novel ini menarik. Kekurangannya kata - kata yang mungkin sulit dimengerti.
~~~~~
Dalam buku John Green terdapat banyak kalimat favorit:
Semua orang
punya bakat. (hlm. 18)
Kau harus
lebih kuat daripada yang terlihat. (hlm. 20)
Perasaan
orang mudah berubah. (hlm. 43)
Kadang-kadang kau kalah dalam pertempuran. Tapi kejahatan selalu
memenangkan perang. (hlm. 75)
Tak ada yang
salah. Tapi penderitaan selalu ada. (hlm. 108)
Ada masa
ketika kita menyadari bahwa orangtua kita tidak bisa menyelamatkan diri mereka
sendiri atau menyelamatkan kita, bahwa semua orang yang mengarungi waktu
padaakhirnya akan terseret arus ke laut –bahwa, singkatnya, kita semua akan
pergi. (hlm. 156)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar